PENDAHULUAN
A. Latar belakang
A. Latar belakang
Morfologi tumbuhan adalah adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan. Morfologi tumbuhan juga menguraikan tentang fungsi masing masing bagian dari bentuk dan susunan tumbuhan.
Jika kita
melihat batang berbagai jenis tumbuhan, akan terlihat bahwa ada diantaranya
yang jelas kelihatan batangnya, tetapi ada pula yang tampaknya tidak berbatang
karena semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun
rapat satu sama lain yang disebut roset (rosula).
Pada umumnya
batang berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai
bentuk lain. Batang terdiri dari ruas-ruas yang pada tiap perbatasan ruas
inilah terdapat daun. Arah tumbuh batang biasanya ke atas, menuju cahaya atau
matahari (bersifat fototrop atau heliotrop). Batang selalu bertambah panjang di
ujungnya, mengadakan percabangan dan umumnya tidak berwarna hijau, kecuali
tumbuhan yang umurnya pendek.
Akibat banyaknya
jenis tumbuhan dan banyaknya jenis batang, maka perlu mempelajari bagaimana
bentuk dan pembagiannya. Namun dalam penentuan jenis-jenis batang tumbuhan
tidaklah mudah, seringkali terjadi kekeliruan. Untuk itu selalu diperlukan
penelitian atau pemeriksaan secara langsung dan seksama untuk menghindari terjadinya
kesalahan.
- Tanaman Jahe (Zingiber officinale Rose)
Jahe termasuk tanaman tahunan, berbatang semu, dan berdiri tegak dengan
ketinggian mencapai 0,75 m.
Secara
morfologi, tanaman jahe terdiri atas akar, rimpang, batang, daun, dan bunga. Perakaran
tanaman jahe merupakan akar tunggal yang semakin membesar sciring dengan
umurnya, hingga membentuk rimpang serta tunas-tunas yang akan tumbuh menjadi
tanaman baru.
Batang
tanaman jahe merupakan batang semu yang tumbuh tegak lures. Batang ini
terdiri atas seludang-seludang dan pelepah daun yang menutup batang. Bagian
luar batang liein dan mengilap, serta mengan-dung banyak air.
Daun
tanaman jahe berbentuk lonjong dan lancip menyerupai rumput-rumputan besar.
Ukuran panjang daun sekitar 5 — 25 cm dan lebar 0,8 — 2,5 cm. Bagian ujung daun
agak tumpul dengan panjang lidah 0,3 — 0,6 cm. Bila daun mati, pangkal daun
tetap hidup dalam tanah.
Jika
cukup tersedia air, bagian pangkal daun ini akan ditumbuhi tunas dan menjadi
rimpang yang baru. Bunga tanaman jahe terletak pada ketiak daun pelindung.
Bentuk bunga bervariasi: panjang, bulat telur, lonjong, runcing, atau tumpul.
Bunga benikuran panjang 2 — 2,5 cm dan lebar 1 — 1,5 cm.
2.
Languas galanga (Lengkuas)
Languas galanga yang biasanya disebut lengkuas dengan
family zingiberaceae, memiliki batang yang termodifikasi menjadi akar dan
tumbuh ke dalam tanah. Semua daun dari lengkuas seakan-akan keluar dari bagian
atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain yang merupakan suatu roset akar
(rosula), (Gembong, 1985).
Akar
: Rimpang besar dan tebal, berdaging, berbentuk silindris, diameter sekitar 2-4
cm, dan bercabang-cabang. Bagian luar berwarna coklat agak kemerahan atau
kuning kehijauan pucat,mempunyai sisik-sisik berwarna putih atau kemerahan,
keras mengkilap, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih. Daging rimpang yang
sudah tua berserat kasar. Apabila dikeringkan, rimpang berubah menjadi agak
kehijauan, dan seratnya menjadi keras dan liat.
Batang :Batangnya tegak, tersusun oleh pelepah-pelepah daun yang
bersatu membentuk batang semu, berwarna hijau agak keputih- putihan. Batang
muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua.
Daun :Daun tunggal berwarna hijau, bertangkai pendek tersusun
berseling. Daun disebelah bawah dan atas biasanya lebih kecil daripada yang di tengah.
Bentuk daun lanset memanjang dan ujungnya runcing, pangkal tumpul dengan tepi
daun rata. Pertulangan daun menyirip, panjang daun sekitar 20- 60 cm, dan
lebarnya 4 - 15 cm. Pelepah daun
kira-kira 15 - 30 cm, beralur dan berwarna hijau.
- Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza)
a.
AKAR
Akar
rimpang terbentuk dengan sempurna dan bercabang kuat, berwarna hijau gelap.
Rimpang induk dapat memiliki 3-4 buah rimpang. Warna kulit rimpang cokelat
kemerahan atau kuning tua, sedangkan warna daging rimpang oranye tua atau
kuning. Rimpang temulawak terbentuk di dalam tanah pada kedalaman sekitar 16
cm. Tiap rumpun umumnya memiliki 6 buah rimpang tua dan 5 buah rimpang muda.
Rimpang Temulawak sangat berkhasiat untuk antiradang, anti keracunan empedu,
penurun kadar kolesterol, diuretic (peluruh kencing), penambah ASI, tonikum,
dan penghilang nyeri sendi.
b. BATANG
Temulawak
termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk batang semu
dan tingginya dapat mencapai 2 sampai 2,5 meter berwarna hijau atau cokelat
gelap. Pelepah daunnya saling menutupi membentuk batang.Tumbuhan yang patinya
mudah dicerna ini dapat tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 750
meter di atas permukaan laut. Umbi akan muncul dari pangkal batang, warnanya
kuning tua atau coklat muda, panjangnya sampai 15 sentimeter dan bergaris
tengah 6 sentimeter. Baunya harum dan rasanya pahit agak pedas.
- Bawang Merah (Allium cepa group Aggregatum)
Ciri-ciri morfologis
bawang merah adalah berumbi lapis, berakar serabut dan berdaun silindris
seperti pipa memiliki batang sejati yang disebut “diskus” yang bentuknya
seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya perakaran dan tunas
perakaran serta mata tunas (titik tumbuh). Pangkal daun bersatu membentuk
batang semu. Batang semu yang berada didalam tanah akan berubah bentuk dan
fungsinya menjadi umbi lapis atau bulbus. ( nani Sumarni dan Etty Sumiati,
1995)
Bagian-bagian umbi
bawang merah (Syamsudin, 1981), terdiri dari:
- Sisik daun, merupakan bagian umbi yang berisi cadangan makanan bagi tumbuhan sejak mulai bertunas sampai keluar akar.
- Sisik daun, merupakan bagian umbi yang berisi cadangan makanan bagi tumbuhan sejak mulai bertunas sampai keluar akar.
Kumcup (gemma bulbi) merupakan bagian umbi
yang menghasilkan titik tumbuh baru yang akan membentuk umbi-umbi baru.
-Subang ( diskus) merupakan batang yang
rundameter berfungsi sebagai tempat duduknya sisik daun
- Akar adventif, yaitu akar serabut berupa benang-benang (radix fibiosa) yang terdapat dibawah subang.
- Kunyit Spesies : C. domestica Val.
Struktur morfologi kunyit terdiri atas akar,
rimpang, daun, tangkai bunga dan kuntum bunga. Sistem perakarannya termasuk
akar serabut (radix adventicia) berbentuk benang (fibrisus) yang
menempel pada rimpang. Batang merupakan batang semu dari pelepah-pelepah daun
yang saling menutup satu sama lain, tegak, bulat dan relatif pendek dengan
warna hijau kekuningan. Rimpang kunyit tumbuh dari umbi utama yang mempunyai
bentuk bervariasi antara bulat-panjang, pendek dan tebal, lurus ataupun
melengkung (Rukmana, 1994: 14). Kunyit memiliki daun yang tunggal, bentuk bulat
telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan
menyirip dengan warna hijau pucat (Gambar 2.1a). Berbunga majemuk yang berambut
dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3
cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing,
tepi daun rata (Gambar 2.1b). Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan,
daging buah merah jingga kekuningan (Gambar 2.1c).
- Temu Kunci (Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlecht)
Temu kunci
berperawakan herba rendah, merayap di dalam tanah. Dalam satu tahun
pertumbuhannya 0,3-0,9 cm. Batangnya merupakan batang asli di dalam tanah
sebagai rimpang, berwarna kuning coklat, aromatik, menebal, berukuran 5-30 x
0,5-2 cm. Batang di atas tanah berupa batang semu (pelepah daun). Daun tanaman
ini pada umumnya 2-7 helai, daun bawah berupa pelepah daun berwarna merah tanpa
helaian daun. Tangkai daun tanaman ini beralur, tidak berambut, panjangnya 7-16
cm, lidah-lidah berbentuk segitiga melebar, menyerupai selaput, panjang 1-1,5
cm, pelepah daun sering sama panjang dengan tangkai daun; helai daunnya tegak,
bentuk lanset lebar atau agak jorong, ujung daun runcing, permukaan halus
tetapi bagian bawah agak berambut terutama sepanjang pertulangan, warna helai
daun hijau muda, lebarnya 5-11 cm.