Minggu, 03 Juni 2012

Laporan Morfologi Tumbuhan Pada Batang


PENDAHULUAN
A. Latar belakang

           
Morfologi tumbuhan adalah adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan. Morfologi tumbuhan juga menguraikan tentang fungsi masing masing bagian dari bentuk dan susunan tumbuhan.
Jika kita melihat batang berbagai jenis tumbuhan, akan terlihat bahwa ada diantaranya yang jelas kelihatan batangnya, tetapi ada pula yang tampaknya tidak berbatang karena semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain yang disebut roset (rosula).
Pada umumnya batang berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain. Batang terdiri dari ruas-ruas yang pada tiap perbatasan ruas inilah terdapat daun. Arah tumbuh batang biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop). Batang selalu bertambah panjang di ujungnya, mengadakan percabangan dan umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek.
Akibat banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya jenis batang, maka perlu mempelajari bagaimana bentuk dan pembagiannya. Namun dalam penentuan jenis-jenis batang tumbuhan tidaklah mudah, seringkali terjadi kekeliruan. Untuk itu selalu diperlukan penelitian atau pemeriksaan secara langsung dan seksama untuk menghindari terjadinya kesalahan.

  1. Tanaman Jahe (Zingiber officinale Rose)
Jahe termasuk tanaman tahunan, berbatang semu, dan berdiri tegak dengan ketinggian mencapai 0,75 m.
Secara morfologi, tanaman jahe terdiri atas akar, rimpang, batang, daun, dan bunga. Perakaran tanaman jahe merupakan akar tunggal yang semakin membesar sciring dengan umurnya, hingga membentuk rimpang serta tunas-tunas yang akan tumbuh menjadi tanaman baru.
Batang tanaman jahe merupakan batang semu yang tumbuh tegak lures. Batang ini terdiri atas seludang-seludang dan pelepah daun yang menutup batang. Bagian luar batang liein dan mengilap, serta mengan-dung banyak air.
Daun tanaman jahe berbentuk lonjong dan lancip menyerupai rumput-rumputan besar. Ukuran panjang daun sekitar 5 — 25 cm dan lebar 0,8 — 2,5 cm. Bagian ujung daun agak tumpul dengan panjang lidah 0,3 — 0,6 cm. Bila daun mati, pangkal daun tetap hidup dalam tanah.
Jika cukup tersedia air, bagian pangkal daun ini akan ditumbuhi tunas dan menjadi rimpang yang baru. Bunga tanaman jahe terletak pada ketiak daun pelindung. Bentuk bunga bervariasi: panjang, bulat telur, lonjong, runcing, atau tumpul. Bunga benikuran panjang 2 — 2,5 cm dan lebar 1 — 1,5 cm.
2.     Languas galanga (Lengkuas)
Languas galanga yang biasanya disebut lengkuas dengan family zingiberaceae, memiliki batang yang termodifikasi menjadi akar dan tumbuh ke dalam tanah. Semua daun dari lengkuas seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain yang merupakan suatu roset akar (rosula), (Gembong, 1985).
Akar  : Rimpang besar dan tebal, berdaging, berbentuk silindris, diameter sekitar 2-4 cm, dan bercabang-cabang. Bagian luar berwarna coklat agak kemerahan atau kuning kehijauan pucat,mempunyai sisik-sisik berwarna putih atau kemerahan, keras mengkilap, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih. Daging rimpang yang sudah tua berserat kasar. Apabila dikeringkan, rimpang berubah menjadi agak kehijauan, dan seratnya menjadi keras dan liat.
Batang :Batangnya tegak, tersusun oleh pelepah-pelepah daun yang bersatu membentuk batang semu, berwarna hijau agak keputih- putihan. Batang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua.
Daun :Daun tunggal berwarna hijau, bertangkai pendek tersusun berseling. Daun disebelah bawah dan atas biasanya lebih kecil daripada yang di tengah. Bentuk daun lanset memanjang dan ujungnya runcing, pangkal tumpul dengan tepi daun rata. Pertulangan daun menyirip, panjang daun sekitar 20- 60 cm, dan lebarnya 4 - 15 cm. Pelepah daun kira-kira 15 - 30 cm, beralur dan berwarna hijau.
  1. Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza)
a. AKAR
Akar rimpang terbentuk dengan sempurna dan bercabang kuat, berwarna hijau gelap. Rimpang induk dapat memiliki 3-4 buah rimpang. Warna kulit rimpang cokelat kemerahan atau kuning tua, sedangkan warna daging rimpang oranye tua atau kuning. Rimpang temulawak terbentuk di dalam tanah pada kedalaman sekitar 16 cm. Tiap rumpun umumnya memiliki 6 buah rimpang tua dan 5 buah rimpang muda. Rimpang Temulawak sangat berkhasiat untuk antiradang, anti keracunan empedu, penurun kadar kolesterol, diuretic (peluruh kencing), penambah ASI, tonikum, dan penghilang nyeri sendi.
b. BATANG
Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 sampai 2,5 meter berwarna hijau atau cokelat gelap. Pelepah daunnya saling menutupi membentuk batang.Tumbuhan yang patinya mudah dicerna ini dapat tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 750 meter di atas permukaan laut. Umbi akan muncul dari pangkal batang, warnanya kuning tua atau coklat muda, panjangnya sampai 15 sentimeter dan bergaris tengah 6 sentimeter. Baunya harum dan rasanya pahit agak pedas.
  1. Bawang Merah (Allium cepa group Aggregatum)
Ciri-ciri morfologis bawang merah adalah berumbi lapis, berakar serabut dan berdaun silindris seperti pipa memiliki batang sejati yang disebut “diskus” yang bentuknya seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya perakaran dan tunas perakaran serta mata tunas (titik tumbuh). Pangkal daun bersatu membentuk batang semu. Batang semu yang berada didalam tanah akan berubah bentuk dan fungsinya menjadi umbi lapis atau bulbus. ( nani Sumarni dan Etty Sumiati, 1995)
Bagian-bagian umbi bawang merah (Syamsudin, 1981), terdiri dari:
- Sisik daun, merupakan bagian umbi yang berisi cadangan makanan bagi tumbuhan sejak mulai bertunas sampai keluar akar.
Kumcup (gemma bulbi) merupakan bagian umbi yang menghasilkan titik tumbuh baru yang akan membentuk umbi-umbi baru.
-Subang ( diskus) merupakan batang yang rundameter berfungsi sebagai tempat duduknya sisik daun

- Akar adventif, yaitu akar serabut berupa benang-benang (radix fibiosa) yang terdapat dibawah subang.
  1. Kunyit Spesies : C. domestica Val.
Struktur morfologi kunyit terdiri atas akar, rimpang, daun, tangkai bunga dan kuntum bunga. Sistem perakarannya termasuk akar serabut (radix adventicia) berbentuk benang (fibrisus) yang menempel pada rimpang. Batang merupakan batang semu dari pelepah-pelepah daun yang saling menutup satu sama lain, tegak, bulat dan relatif pendek dengan warna hijau kekuningan. Rimpang kunyit tumbuh dari umbi utama yang mempunyai bentuk bervariasi antara bulat-panjang, pendek dan tebal, lurus ataupun melengkung (Rukmana, 1994: 14). Kunyit memiliki daun yang tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat (Gambar 2.1a). Berbunga majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun rata (Gambar 2.1b). Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga kekuningan (Gambar 2.1c).
  1. Temu Kunci (Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlecht)
Temu kunci berperawakan herba rendah, merayap di dalam tanah. Dalam satu tahun pertumbuhannya 0,3-0,9 cm. Batangnya merupakan batang asli di dalam tanah sebagai rimpang, berwarna kuning coklat, aromatik, menebal, berukuran 5-30 x 0,5-2 cm. Batang di atas tanah berupa batang semu (pelepah daun). Daun tanaman ini pada umumnya 2-7 helai, daun bawah berupa pelepah daun berwarna merah tanpa helaian daun. Tangkai daun tanaman ini beralur, tidak berambut, panjangnya 7-16 cm, lidah-lidah berbentuk segitiga melebar, menyerupai selaput, panjang 1-1,5 cm, pelepah daun sering sama panjang dengan tangkai daun; helai daunnya tegak, bentuk lanset lebar atau agak jorong, ujung daun runcing, permukaan halus tetapi bagian bawah agak berambut terutama sepanjang pertulangan, warna helai daun hijau muda, lebarnya 5-11 cm.