AMPHIBI
Amphibi
merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh
rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa
Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios
yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai
dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air.
Amfibi adalah kelompok terkecil di
antara vertebrata, dengan jumlah hanya 3.000 spesies. Seperti ikan dan
reptilia, amfibi adalah hewan berdarah dingin. Ini berarti amfibi tidak dapat
mengatur suhu badannya sendiri. Untuk itu, amfibi memerlukan matahari untuk
menghangatkan badan. Awalnya amfibi mengawali hidup di perairan dan melakukan
pernapasan menggunakan insang. Seiring dengan pertumbuhannya paru-paru dan
kakinya berkembang dan amfibi pun dapat berjalan di atas daratan.
Amfibia bertelur di air, atau
menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya
yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernafas dengan
insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa)
menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang
lebih kering dan bernafas dengan paru-paru. Perubahan cara bernafas yang
seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan
hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaan menghilang. Pada anura, tidak
ditemukan leher sebagai mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan
bergerak dengan cara melompat. (Zug, 1993)
Amphibia memiliki kelopak mata dan
kelenjar air mata yang berkembang baik. Pada mata terdapat membrana nictitans
yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain
yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi
seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium cerebri
terbagi sempurna. Pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase
dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab atau
perekat. Walaupun demikian, tidak
semua amphibi melalui siklus hidup dari kehidupan perairan ke daratan. Pada
beberapa amphibi, misalnya anggota Plethodontidae, tetap tinggal dalam perairan
dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam fase berudu, bernafas dengan
insang dan berkembang biak secara neotoni. Ada beberapa jenis amphibi lain yang
sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali ke air
untuk berkembang biak. Tapi ada juga beberapa jenis yang hanya hidup di darat
selama hidupnya. Pada kelompok ini tidak terdapat stadium larva dalam air.
(Duellman and Trueb, 1986).
Amfibi
dijumpai diseluruh dunia kecuali di kutub. Mereka menempati sejumlah habitat yang berbeda-beda
seperti hutan hujan, kolam, dan danau. Mereka juga ada di daerah berumput di
lereng pegunungan tinggi, bahkan juga di gurun. Meskipun amfibi dewasa dapat
bertahan hidup selama periode kemarau panjang, umumnya mereka membutuhkan
tempat-tempat lembab seperti sungai dan kolam. Di wilayah hutan hujan tropis
yang lembab, banyak katak dapat bertahan hidup tanpa memiliki sumber air tetap.
Sebagai hewan yang berdarah dingin, amfibi tidak aktif dalam kondisi dingin.
Pada kondisi ini mereka melakukan hibernasi, biasanya dalam lumpur di dasar
kolam. Musim kawin amfibi sering berlangsung kacau. Amfibi jantan dan betina
berkumpul bersama dalam jumlah besar. Setelah membuahi telur, biasanya amfibi
tidak lagi mempedulikan telurnya. Hanya sedikit jenis amfibi yang melindungi
telur. Umumnya spesies amfibi kecil mengandalkan penyamaran atau melarikan diri
saat terancam pemangsa. Ada pula amfibi yang mengandalkan kulit yang mencolok
untuk menakuti musuh. Ada jenis amfibi yang mempunyai racun. Katak beracun dari
Amerika Selatan memiliki warna yang mencolok sebagai tanda bahaya pemangsanya.
Racun katak sangat kuat ‘racun emas’ yang dimiliki kodok dart dari kolombia
misalnya, dapat menewaskan sekitar 1.000 orang sekaligus. Kebanyakan orang
kesulitan dalam membedakan anggota dari kelas amphibia yaitu antara katak dan
kodok. Maka dari itulah kita perlu mengenal kelas amphibia lebih jauh lagi.
Kedudukan Klasifikasi
Amfibia atau amfibi
(Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata)
yang hidup di dua alam, yakni di air dan di daratan.
Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan
basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan
bernapas
dengan insang.
Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa)
menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang
lebih kering dan bernapas dengan paru-paru.
Amfibia mempunyai
ciri-ciri:
Penutup
tubuh
|
kulit
yang berlendir
|
Alat
gerak
|
dua
pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di
antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang.
|
Alat
pernapasan
|
pernapasan
pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya berupa
paru-paru dan kulit dan hidung amfibi mempunyai katup yang mencegah air masuk
ke dalam rongga mulut ketika menyelam
|
Suhu
tubuh
|
tidak
tetap, berubah-ubah mengikuti suhu lingkungannya (berdarah
dingin/poikiloterm)
|
Peredaran
darah
|
Tertutup
|
Alat
penglihatan
|
Mata
dan matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yang
sangat berfungsi waktu menyelam
|
Berkembang
biak
|
dengan
cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya
(pembuahan eksternal
|
Jantung
|
terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu
bilik
|
Adapun kedudukan amphibia dalam sistem klasifikasi yaitu:
Kerajaan : Animalia
Filum :
Chordata
Upafilum : Vertebrata
Superkelas : Tetrapoda
Kelas :
Amphibia
Sumber
: zona bawah, Kajian amphibia
Lebih lengkapnya bisa download disini